Pemuda
merupakan organ penting dalam pembangunan bangsa, bergejolak hidup
penuh tantangan, belajar, berlatih, wisata dan melakukan kegiatan
perjalanan ke alam bebas. Hal tersebut dapat digabungkan menjadi satu
dengan kegiatan wisata minat khusus yaitu panjat tebing dan edukasi
tentang kearifan lokal masyarakat sekitar tempat pemanjatan. Desa Watu
Agung, Kecamatan Watu Limo Kabupaten Trenggalek memiliki tebing Sepikul
yang berpotensi untuk mengembangkan minat dan bakat wisata khususnya
olahraga panjat tebing.
Tebing
Sepikul, merupakan tebing yang selama ini banyak didengungkan oleh para
penggiat panjat tebing alam yang berada di Indonesia. “Sepikul”
merupakan kata dari bahasa jawa yang berarti Satu Pikulan. Tebing yang
menjulang ke atas menyerupai tower tersebut memiliki terbagi sebanyak 3
tower
yang bersebelahan. 2 tower yang berhimpitan sebelah timur adalah gunung Sikambe dan 1 sebelah barat dikenal dengan gunung Suwur. Gunung Sikambe memiliki 3 Jalur, 1 diantaranya memiliki jalur yang sudah terpasang hanger (tambatan berbahan besi anti karat sebagai tempat memasang pengaman) sampai puncak tebing. Sedangkan 2 jalur di tower 2 tebing Sepikul belum terpasang hanger sampai puncak tebing. Sebelum melakukan pemanjatan di tebing yang berada pada koordinat 08°12’27” Lintang Selatan dan 111°43’04,6” Bujur Timur dengan ketinggian start point 314 meter ini adapun persyaratan yang harus kita capai, salah satunya adalah pemberitahuan. Sekitar 15 menit perjalanan anda sebelum jalan ke campground ada salah satu rumah warga yang dijadikan posko pemanjatan yaitu kediaman Bapak Kamidi di RT 3 RW 10 Desa Watuagung yang merupakan salah satu jajaran staf Polisi Sektor Watulimo. Pemberitahuan juga ditujukan kepada Kepala Desa Watu Agung dan Ketua RT setempat.
yang bersebelahan. 2 tower yang berhimpitan sebelah timur adalah gunung Sikambe dan 1 sebelah barat dikenal dengan gunung Suwur. Gunung Sikambe memiliki 3 Jalur, 1 diantaranya memiliki jalur yang sudah terpasang hanger (tambatan berbahan besi anti karat sebagai tempat memasang pengaman) sampai puncak tebing. Sedangkan 2 jalur di tower 2 tebing Sepikul belum terpasang hanger sampai puncak tebing. Sebelum melakukan pemanjatan di tebing yang berada pada koordinat 08°12’27” Lintang Selatan dan 111°43’04,6” Bujur Timur dengan ketinggian start point 314 meter ini adapun persyaratan yang harus kita capai, salah satunya adalah pemberitahuan. Sekitar 15 menit perjalanan anda sebelum jalan ke campground ada salah satu rumah warga yang dijadikan posko pemanjatan yaitu kediaman Bapak Kamidi di RT 3 RW 10 Desa Watuagung yang merupakan salah satu jajaran staf Polisi Sektor Watulimo. Pemberitahuan juga ditujukan kepada Kepala Desa Watu Agung dan Ketua RT setempat.
Karakteristik batuan pada tebing Sepikul adalah batuan andesit. Pada jalur pemanjatan utama yang dapat ditempuh dengan memasang quickdraw sampai
puncak tebing tersebut, anda dapat menemui 12 pitch yang rata – rata
terpasang lebih dari 2 pengaman di tiap pitchnya (sebutan teras di
tebing sebagai wadah istirahat pemanjat dan mengamankan pemanjat
selanjutnya). Jarak antar pitch sekitar 25 – 35 meter. Adapun bentuk
manajemen pemanjatan yang dapat anda aplikasikan pada jalur ini yang
memiliki kelemahan dan kelebihan masing - masing. Yaitu sistem
pemanjatan himalayan dan sistem pemanjatan alpin. Bila anda melakukan
pemanjatan alpin, tali dan pengaman yang anda gunakan akan lebih sedikit
dibandingkan dengan sistem pemanjatan himalayan, sebab tali yang anda
gunakan tidak dapat terhubung dari start pemanjatan sampai puncak tebing
dan pastinya anda akan menikmati suasana menginap di tebing selama
beberapa hari untuk mencapai puncak. Tak lupa bawalah perbekalan
logistik dan pakaian yang mencukupi untuk beberapa hari kedepan.
Begitupun sebaliknya, ketika anda melakukan sistem pemanjatan himalayan,
kira – kira anda akan membutuhkan banyak tali (fix rope dari start
pemanjatan sampai puncak tebing saling terhubung) dan pengaman yang
cukup guna melakukan pemanjatan sampai puncak tebing, anda akan
membutuhkan tenaga ekstra untuk naik turun tebing saat melakukan
pemanjatan dan kemudian turun tebing, istirahat lagi di campground.
Setelah
sampai puncak tebing dengan grade 5.11 versi yosemite decimal system
ini, jika anda meneruskan memanjat sampai ke atas maka anda akan sampai
pada puncak gunung Sikambe, menurut informasi dari beberapa warga
sekitar anda dapat menemui tanah luas dan disana ada batu “Dimaran”,
biasanya dijadikan sebagai tempat pertapaan. Disebut “Dimaran” karena
batu tersebut menyerupai lampu lentera atau “damar” kata dari bahasa
jawa. Karena sebagai penggiat alam bebas yang sebaiknya menghargai
kebudayaan setempat, tidak disarankan untuk kesana karena mitosnya anda
akan tersesat. Akan lebih aman dan menarik saat anda menuruni tebing
melalui jalur pemanjatan yang telah anda panjat. Pada setiap Pitchnya
anda dimudahkan dengan terpasangnya hanger berbentuk ring atau cincin
oval yang dapat dijadikan tambatan untuk melakukan turun tebing
menggunakan tali dua, sehingga anda tidak perlu meninggalkan alat ketika
menuruni tebing.
Setiap peringatan hari lahir bangsa Indonesia, ada pengibaran Sang Saka Merah Putih
di tebing Sepikul yang diselenggarakan oleh Federasi Panjat Tebing
Indonesia dan penggiat panjat tebing lainnya di sini. Jangan lupa mampir
kesana saat anda tidak melakukan aktifitas ketika tanggal merah
peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
Sembari
anda menikmati wisata Panjat Tebing yang berketinggian ± 350 meter di
atas permukaan tanah, anda dapat melakukan wisata petik buah durian yang
berada di sekitar start point pemanjatan di jalur utama (sampai top
tebing). Petik buah durian
biasanya saat musim panen sekitar bulan Januari sampai Maret dan
langsung bisa dinikmati buah durian yang sudah masak pohon, yang pasti
rasa dan harganya berbeda dengan durian yang biasanya anda temui di
pinggir jalan. Anda tinggal menanyakan petani durian yang berada di
kebun tersebut dan silahkan “pitung – pitungan” atau
tawar menawar harga. Warga Desa Watu Agung utamanya warga sekitar
tebing Sepikul mayoritas bekerja sebagai petani kebun. Selain buah
durian, aset besar Kecamatan Watulimo adalah cengkeh. Jadi penambang
batu di sekitar tebing merupakan pekerjaan sambilan ketika warga
menunggu musim panen.
Menurut
warga penambang yang sempat kami tanyakan, mereka mendapatkan gaji 150
ribu rupiah ketika mendapatkan batu andesit tersebut sampai satu truck.
Menyelesaikan batu sampai dapat dimanfaatkan bahan bangunan menghabiskan
waktu 2 – 3 hari di setiap trucknya.
Sepulang
dari tempat peraduan adrenalin ketinggian tebing Sepikul, anda dapat
menikmati wisata penelusuran gua Sripit atau lebih sering dikenal dengan
gua Lowo dengan jarak tempuh kira - kira 5km. Anda juga dapat menikmati
pemandangan pantai Prigi nan Elok ke arah selatan adapun kebudayaan
khas disana yaitu Larung Sembonyo yang merupakan peringatan rasa syukur
terhadap Tuhan kepada masyarakat pantai Prigi karena karunianya telah
memberikan rezeki kepada masyarakat dan doa agar terhindar dari bencana.
Larung Sembonyo dilaksanakan ketika tanggal 1 Suro. Kesenian lainnya
adalah seni Tayub. Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan dan dilihat
oleh penulis, perkataan tayub menurut ketoro boso adalah ringkasan dari
bahasa “ditoto guyub” atau ditata akrab. Dengan penyajian gerak
tari dari para penari yang didendangkan oleh penabuh, kemudian para
penonton dapat mengikuti seirama alunan musik dangdut dan keroncong pada
umumnya maka akan tercipta suasana kebersamaan dan persaudaraan antar
pemain.
Dengan
wisata minat khusus panjat tebing, dapat dijadikan bahan ilmu
pengetahuan dan pelatihan mental. Masih banyak lagi tebing alam yang
menjulang tinggi beserta objek wisata nan elok yang tak kalah menarik
dengan tebing Sepikul.
0 komentar:
Posting Komentar